Renungan HUT Cakramas Ke-2

Cakramas adalah sebuah organisasi pemuda dan pemudi di Kampung Sobayan Bangunharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Nama organisasi ditetapkan pada tanggal 1 Maret 2008 di Pantai Depok Bantul Yogyakarta. Pada tanggal 27 Februari 2010 adalah perayaan ulang tahun organisasi ini yang ke-2. Bertempat di Jl. Arjuna 1 belakang Masjid Al-Mujahadah Sobayan. Perayaan ultah ini bertajuk Renungan Harlah Cakramas Ke-2. Acara yang diselenggarakan antara lain tiup lilin oleh ketua, permainan, masak bersama dan yang paling utama renungan.


Renungan Ultah Cakramas dibuat oleh Achmad Muchtar, dibacakan oleh Lena, Ani, Agus dan Achid. Berikut ini adalah renungan Hari Ulang Tahun Cakramas yang Ke-2:


RENUNGAN
Oleh Achmad Muchtar


Malam telah datang, kegelapan telah menyatu dengan kita
Di kala semua lampu telah dimatikan, saat dunia sedang terpejam
Dan saat keheningan malam menyelimuti...

Kami, pemuda-pemudi Cakra Mas, berkumpul menjadi satu
Dengan satu tujuan, untuk sebuah perubahan besar dalam diri kita
Untuk kita, orang tua kita, masyarakat kita, dan orang lain
Dua tahun telah berlalu, ada banyak suka dan juga ada banyak duka
Dua tahun telah kita lalui, kita harus bersyukur kita masih bisa bersama
Bersatu padu, untuk menggapai tujuan bersama

Coba kita kembali ke masa yang lalu
Masa dari awal kita bersatu
Masa dimana kita mencoba untuk belajar

Pada masa itu…
Masih banyak impian kita yang masih menggantung
Masih ada persatuan yang memudar
Masih ada banyak sekali kerikil-kerikil tajam yang mencoba menghentikan langkah kita
Dua tahun, bukanlah waktu yang singkat untuk berkreasi
Butuh beratus-ratus hari, butuh berpuluh-puluh minggu dan bulan untuk mencapai tenggang masa itu
Selama waktu itu, kita memang telah berhasil mewujudkan beberapa impian kita, tujuan kita, harapan kita
Akan tetapi, masih banyak impian, tujuan, dan harapan kita yang belum terwujud dengan semestinya

Kami menyadari, bahwa kita masih punya banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
Bijaksanakah selama dua tahun, masih banyak waktu kita yang terbuang sia-sia?
Waktu yang hilang hanya karena kita mementingkan ego diri kita sendiri
Sesuatu yang membuat persatuan yang seharusnya semakin erat, justru semakin renggang

Godaan-godaan yang menyesatkan
Rasa takut bersalah yang membekukan pikiran kita
Rasa malu untuk mengemukakan gagasan yang turut menutup mulut kita
Ketidakpedulian antar sesama yang membuahkan badai besar dalam hati kita
Keserakahan yang menggoyahkan pendirian dan pandangan hidup kita
Persaingan yang membuat orang lain harus meneteskan air mata
Kesombongan yang menjadi tebing curam untuk jalan hidup kita
Ketidakmampuan yang mendorong kita harus menggantungkan pada orang lain
Dan seterusnya...

Semua itu harus hilang dari dalam diri kita, kita harus buang sejauh mungkin
Harus kita musnahkan semua itu…
Mengingat kita adalah sesama, kita adalah makhluk yang sama, warna kulit kita sama, lingkungan kita sama, dan mungkin juga tujuan hidup kita pun sama
Mengapa kita harus mengorbankan persatuan hanya untuk ego kita sendiri?
Apakah terlintas dalam benak kita bahwa kita tidak lagi memerlukan kawan?

Entah bagaimana seandainya jika mata kita tiba-tiba tertutup,
Dan kita tak dapat lagi melihat keelokan mentari kala senja
Otak kita tiba-tiba berhenti berfikir,
Dan kita tak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk lagi
Tiba-tiba mulut kita tertutup, dan tak dapat lagi mengucapkan sepatah kata pun hanya untuk menyambut teman dan menanyakan kabarnya...
Telinga kita tiba-tiba tuli
Dan tak dapat lagi mendengarkan lantunan lagu yang merdu
Hampa...
Hidup kita terasa hampa

Tangan kita tak dapat lagi bergerak hanya untuk membantu sesama dikala mereka sedang membutuhkan kita
Kita tak mampu lagi berdiri dan berjalan
Kaki kita tak dapat memijak di puncak gunung nan tinggi
Sehingga seluruh impian kita pudar

Coba letakkan tanganmu pada dada kirimu
Rasakan alunan detak jantungmu
Dan coba tanyakan kepada jantungmu:
“Kapan engkau berhenti berdetak?"

Apakah terlintas dibenak kita, bahwa jantungmu akan selamanya berdetak?
Apakah kamu tak berfikir bahwa suatu saat nanti jantungmu akan berhenti berdetak?
Seakan detak jantung berhenti, darah yang seharusnya mengalir, tersumbat
Kita pun tak dapat lagi menghela napas…

Mati…
Seluruh jiwa mati, seluruh raga mati, seluruh asa pun mati…

Kami pun harus sadar akan semua hal itu...
Bagaimana jika jantungmu berhenti berdetak sebelum impian kita terwujud?
Bagaimana jika jantungmu berhenti berdetak sebelum kamu bisa membahagiakan orang tua kita?
Apakah kalian hanya akan menyia-nyiakan sisa waktu hidupmu hanya untuk berpangku tangan, mengerjakan sesuatu yang tidak ada gunanya?
Apakah kalian hanya akan menyia-nyiakan sisa waktu hidupmu hanya untuk menunggu hingga orang lain bertindak?
Apakah kamu hanya akan menunggu orang lain?

Dan kinilah saatnya…
Saat lampu-lampu yang terang benderang dimatikan
Saat angin yang sepoi-sepoi telah berhenti bertiup
Saat langit menunjukkan keangkuhannya
Dan saat keheningan malam datang

Kami mencoba diam sejenak
Mencoba menundukkan kepala
Menghela napas dalam-dalam
Mengeryitkan kening seraya memusatkan pikiran
Mencoba mengingat kembali kesalahan-kesalahan kami
Mencoba mengingat kembali asa-asa kami yang hilang
Mencoba mengingat kembali keberhasilan kakak-kakak pendahulu kami

Kami sedang merenung…
Menengadah mencoba memohon petunjuk
Meraung-raung menyesali nasib
Berusaha menatap langit, walau mendung menghalangi
Berusaha tegak berdiri diantara tiupan angin kencang
Mencoba menjadi lebih baik dari yang sebelumnya…

Marilah kita menengok jauh ke depan
Memikirkan visi dan misi kita
Memahami harapan-harapan kita
Serta menguraikan tujuan hidup kita

Perjuangan kita belum usai

Bersama-sama kita songsong masa depan kita
Bersama-sama kita junjung tinggi harkat dan martabat kita
Bersama-sama kita bahagia dengan canda dan tawa bahagia
Bahagia karena kita telah berhasil mewujudkan impian kita

Semoga dengan merenung, kita bisa sadar
Kita bisa lebih menghargai waktu
Karena waktu itu tak akan pernah bisa kembali

Semoga dengan merenung, kita dapat merangkai tujuan kita
Perlahan tapi pasti, mewujudkan tujuan hidup kita bersama
Kebahagiaan kita bersama

Semoga dengan merenung, kita dapat berubah
Menjadi lebih baik dari sebelumnya…

Amien….

Komentar