Nonton Film "Legion" di Studio 21 Ambarrukmo Plaza

Poster film Legion (http://www.imdb.com/)
SESUNGGUHNYA pada tanggal 2 Juni lalu, aku ingin sekali menonton Prince of Persia: The Sands of  Time. Namun karena ingin nonton film yang jam tayangnya hampir sama dengan kedua temanku yang ingin nonton Rayuan Arwah Penasaran, akhirnya aku dan satu temanku yang lain memilih Legion yang jam tayangnya 10 menit lebih lama dari Rayuan Arwah Penasaran. Aku memilih tempat duduk di row E seat 12.

Kami berempat menunggu sekitar satu jam sebelum film dimulai. Kami menunggu sambil jalan kesana kemari di tempat-tempat perbelanjaan di salah satu tempat perbelanjaan terbesar di kota Jogja. Sambil menunggu, akhirnya aku penasaran juga dengan film Legion. Aku searching di Google mengharapkan review film ini bagus. Tapi kenyataannya disitus IMDb film Legion hanya mendapat rating 5.0. Aku pun terkejut. Pengen rasanya tiketnya ditukar, mungkin dengan Ratu Kostmopolitan yang trailernya lucu kayak Charlie's Angels. Namun nasi telah menjadi bubur, aku pun tetap tidak punya pilihan selain Legion.
Film Legion adalah film sci-fi action yang diarahkan oleh Scott Charles Stewart. Pemain utamanya adalah Paul Bettany yang pernah membintangi A Knight's Tale, Wimbledon, dll. Film yang berdurasi sekitar 100 menit ini mendapat rating R untuk bahasa dan kekerasan yang berdarah-darah.

Film ini bercerita tentang pertarungan umat manusia yang tersisa melawan segerombolan hamba setan yang mirip zombie. Awal adegan adalah malaikat jatuh ke bumi, lalu mematahkan sayapnya sehingga terlihat seperti manusia biasa. Hampir semua manusia telah mati, yang tersisa hanya Bob Hanson (Dennis Quaid) dan beberapa orang. Hingga akhirnya, malaikat Michael datang untuk menolong anak yang dikandung Charlie (Adrianne Palicki). Anak tersebut diyakini sebagai satu-satunya harapan umat manusia untuk bertahan hidup.

Tiket film Legion (Dok. Pribadi)
Film ini hampir tidak memberi kesan apa-apa selain serunya adegan malaikat vs malaikat dibagian endingnya. Disini visual efek dan sound efeknya terpadu dengan bagusnya. Gebukan keras yang berulang-ulang mungkin menjadi adegan yang mudah diingat setelah menonton film ini. Meskipun dari awal film terasa membosankan, tapi di bagian ending terasa kebalikannya.

Ceritanya sangat tidak masuk akal dan terlalu mengada-ada. Sosok malaikat yang digambarkan pun tidak lazim. Apalagi jika dikaitkan dengan agama yang kuanut. Apalagi pemeran yang lumayan banyak sehingga karakter yang ditampilkan tidak ada yang menonjol. Akting dari para pemainnya yang tergolong standar. Ketegangan-ketegangan yang berusaha ditampilkan pun kurang terasa.

Yang membuat aku bertahan menontonnya adalah spesial efek dan adegan-adegan aksi memukaunya yang mampu membuatku ternganga. Itu ada pada bagian mulai paruh film hingga menuju ending. Di bagian inilah nuansa film ini terasa menarik. Bagaimana tidak, adegan aksinya fantastis, apalagi sosok angel yang tiba-tiba datang dan mencoba memusnahkan semua orang yang tersisa lumayan menegangkan. Pun lagi penampilan angel yang tinggi besar dan tidak terkalahkan membuat aku bertahan untuk melihat endingnya. Sayang sekali film ini hanya menarik dari sisi adegan aksi yang kaya spesial efek terutama pada bagian endingnya. (Achmad Muchtar)

Komentar