Saman, Nikmat Itu Dosa!

(http://www.didaktikaunj.com)
Judul: Saman
Pengarang: Ayu Utami
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN: 979-9023-17-3

Saman adalah novel karya Ayu Utami yang sangat unik. Sangat menggemparkan bagi dunia kesusastraan Indonesia. Dari beberapa komentar yang saya baca bahkan Saman merupakan novel yang revolusioner. Novel yang mempunyai karakter unik dan berbeda, dan baru bagi dunia kesusastraan Indonesia bahkan dunia.

Saman bercerita tentang persahabatan antara empat orang perempuan dari mereka SD, yaitu Shakuntala, Laila, Yasmin dan Cok. Juga hubungan platonis antara Laila dan Anthonius Wisanggeni yang kelak mengganti namanya menjadi Saman. Ada juga hubungan perselingkuhan tanpa seks antara Laila dan Sihar. Serta yang mengejutkan adalah hubungan perselingkuhan antara Yasmin dengan Saman.


Ada unsur mistisnya, ketika Wis a.k.a Saman harus kehilangan adiknya selama tiga kali berturut-turut, dia meyakini adiknya tidak meninggal, tetapi berada di dunia lain dan masih sering menemui ibunya. Rasa penasaran akan hal itu yg mendorong dia minta ditempatkan di Prabumulih begitu ditahbiskan menjadi pastor muda. Di sanalah awalnya dia bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat sekitar, yang kebanyakan adalah transmigran yang dialokasikan untuk perkebunan karet. Kisah klasik tentang kesewenang-wenangan si pemilik perusahaan inti rakyat yang mestinya mengayomi para transmigran, yang dibekingi oleh aparat berwenang. Kemudian merembet kepada penangkapan Wis dan pencopotannya dari jabatan pastor, mengakibatkan Wis harus melupakan semua cita-cita mulianya, kemudian beralih untuk menjadi pembela kepentingan rakyat kecil yang menjadi korban kesewenangan oknum tak bertanggung jawab. Maka, ditengah pelariannya, dia mengganti namanya menjadi Saman.

Gaya bertutur novel ini sangatlah unik. Menggunakan berbagai sudut pandang yang tanpa disadari berubah dengan tema yang diangkat sangatlah kaya. Kekayaannya bahkan belum ada karya sastra Indonesia yang mampu menandingi kekayaan novel Saman.

Banyak sekali tema yang diangkat dan tidak membuat saya yang membacanya keteteran tetapi malah menikmatinya. Dengan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang jarang dipakai dalam Bahasa Indonesia juga kata serapan Bahasa Jawa, tema-tema yang dituliskan begitu memadat. Ada kisah persahabatan, percintaan, perselingkuhan, politik, agama, sosial, psikologi, hukum, hingga seks terpadu sedemikian rupa dengan racikan gaya Ayu Utami yang solid dan paten.

Tidak mengherankan jika novel ini memenangkan sayembara roman DKJ 1998 dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Novel versi Bahasa Indonesia terbitan Kepustakaan Populer Gramedia pun sudah mengalami cetak ulang sekitar tiga puluh kali. (Achmad Muchtar)

Komentar

  1. Aku kurang setuju pada kalimat "Kekayaannya bahkan belum ada karya sastra Indonesia yang mampu menandingi kekayaan novel Saman.". Akan tetapi itu hanya subjektivitasku saja.

    BalasHapus
  2. Jika memang ada karya sastra Indonesia yang lebih kaya dari novel ini, itu berarti saya belum membacanya.

    BalasHapus

Posting Komentar