Hidup Itu Seperti Naik Bianglala

Tiada hal yang menyenangkan selain kebersamaan dan teman-teman. Di penghujung 2013 ini, kami--saya, Galer, Deswara, Izul, Nafisah, dan Isti--berhura-hura di Pasar Malam Perayaan Sekaten 2013/2014 di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta.

Malam ini spesial karena--mungkin--untuk pertama kalinya saya naik bianglala--oh my God, nggak gaul amat. Cukuplah untuk menambah wawasan dan pengalaman.

Hidup itu seperti naik bianglala. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang cepat, kadang lamban. Dan pada akhirnya kita akan diturunkan jika sudah pada waktunya.

Di depan bianglala (Dok. Nafisah)



Di tengah kerumunan (Dok. Nafisah)

Di dalam bianglala (Dok. Nafisah)

Naik bianglala (Dok. Nafisah)

Di atas ketinggian (Dok. Nafisah)

Teman-teman (Dok. Nafisah)

Di depan rumah hantu (Dok. Nafisah)

Dengan latar bianglala (Dok. Nafisah)

Komentar