Seminggu, Seminggu, dan Seminggu Lagi...

Cerpen Hai No.02/2014/XXXVIII (13-19 Januari 2014)

Dua minggu lalu, Senin, 30 Desember 2013, saya mendatangi Togamas Affandi di Condong Catur, Depok, Sleman. Jantung saya berdegup kencang lantaran ingin segera menilik majalah Hai yang katanya mau memuat cerpen jelek saya. Dengan terburu-buru, saya langsung mencari majalah Hai di rak majalah. Tangan saya tak bisa berhenti bergetar. Membuka halaman demi halaman dengan mata mencari-cari judul "Surat yang Tak Kunjung Datang". Seketika wajah saya mengerut karena tidak ada cerpen saya di halaman mana pun majalah edisi itu.

Lalu saya mencoba memotivasi diri saya sendiri supaya tidak down. Maka saya baca ulang email pemberitahuan dari redaksi Hai. Di sana, ada kemungkinan cerpen saya akan maju atau mundur tanggal pemuatannya, maka saya pun langsung menanti seminggu berikutnya.

Tanggal 6 Januari 2014, setelah UAS, saya pun ke Togamas Affandi lagi. Langsung saja saya mencari-cari di rak majalah. Ternyata majalah Hai belum ada. langsung otak saya berpikir untuk ke Gramedia, soalnya di sana paling update masalah yang baru-baru. Maka saya pun ke sana. Di sana, saya mendapati majalah Hai masih disegel. Lalu dengan muka tidak berdosa pun saya lirik ke petugasnya--tidak ada yang memperhatikan saya. Dengan berakting bahwa dunia biasa-biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa, saya pun membuka segel majalah Hai edisi ulang tahun itu. Ternyata, tidak ada rubrik cerpen di situ. Saya langsung nge-drop. Ya, sudah, kalau nggak jadi dimuat, ya, nggak apa-apa, toh, cerpenku juga jelek, kok. Aku pulang dengan raut kekalahan.

Kemarin, saya berniat untuk membuktikan bahwa cerpen saya dimuat, tetapi hujan deras sekali--habis rapat KMSI dan pemilihan Ketua Bulan Bahasa 2014--malam pula dan daripada saya kecewa lagi, saya memutuskan untuk hanya sekadar lewat toko buku Togamas saja--kali ini Togamas Kotabaru. Saya sudah merasa, tidak ada harapan lagi untuk menyaksikan cerpen saya ditampilkan di majalah. Lalu, tadi sehabis rapat KMSI, saya menyempatkan diri ke Togamas Kotabaru. Saya sudah siap-siap kecewa. Kalau cerpen saya tidak ada di majalah Hai edisi minggu ini juga, saya akan membeli buku Teori Kesusastraan cetakan 2014. Lalu, saya masuk toko buku itu dan melangkahkan kaki menuju rak majalah dan mencari-cari majalah Hai di antara seabrek majalah di sana dan mendapatkan majalah Hai dan membuka halaman belakang dulu dan menemukan satu cerpen berjudul bukan cerpen saya dan membuka halaman lagi dan mendapati ada cerpen berjudul "Surat yang Tak Kunjung Datang" dan mencari-cari nama Achmad Muchtar apakah itu benar-benar cerpen saya dan ada nama Achmad Muchtar dan saya langsung bergegas membelinya dan langsung pulang menuju rental komputer untuk men-scan dua halaman cerpen saya--yang ini alay banget--dan saya membuka internet dan posting foto di facebook dan twitter dan sudah, saya pun lega. Sekian. (Achmad Muchtar)

http://achmadmuchtar.blogspot.com/2014/01/surat-yang-tak-kunjung-datang.html

Komentar

  1. Halo, selamat ya, :) oya, kalau boleh tahu kemarin nunggu konfirmasi pemuatannya lama nggak? trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ucapannya, Rahwiku Titahwening Mahanani :)
      Kemarin, nunggu konfirmasi pemuatannya sekitar dua bulan lebih.

      Hapus

Posting Komentar